Saturday 19 February 2022

Kegiatan Masa New Normal

Sudah cukup lama rasanya tidak menulis ataupun berbagi pengalaman di blog ini. Saat ini, kebetulan sambil mengikuti workshop tentang penggunaan Canva dan PubHTML5 bersama klub menulis AISEI, saya tanpa sengaja mencoba membuka-buka kembali file lama yang kebetulan berkaitan dengan materi. Seketika itu, hati tergelitik untuk kembali buka blog yang sudah cukup lama tidak diisi karena kesibukan mengajar yang cukup menyita waktu.

Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba menuliskan kembali pengalaman saya selama masa new normal. Setelah cukup lama berkutat dengan pandemi yang menguras pikiran, tenaga, dan banyak hal ini, sampai juga kita semua di masa new normal atau kenormalan baru. Masa dimana kita mulai kembali aktif sedikit demi sedikit dengan cara yang baru agar tetap terlindungi dari serangan virus Covid. Mulai dari menggunakan masker, menerapkan kebiasaan mencuci tangan, menjaga jarak, berdiam di rumah apabila merasa kurang sehat, dan lain-lain. 

Rasanya bagaimana? Rasanya tentu saja naik turun. Ada rasa gembira karena berharap bisa kembali beraktivitas dengan normal seperti biasa, ada rasa takut tertular, ada rasa serba salah ketika menghadapi orang-orang yang punya pandangan berbeda tentang Covid. Bagi saya sendiri dan keluarga, kami mencoba untuk berdoa dan berusaha. Berdoa supaya dilindungi dari bahaya virus ini dan berusaha untuk tetap sehat dengan cara mengikuti program vaksin dan menerapkan pola hidup sehat. Kalaupun ada yang memandang usaha kami ini dengan cara yang berbeda, ya sudahlah, kita jalan masing-masing saja. Yang penting, kita semua berusaha untuk tetap sehat. Untuk hasilnya, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Jangan sampai perbedaan pandangan menjadikan hubungan baik yang pernah kita jalin dalam bersosialisasi menjadi rusak. 

Dalam hal pekerjaanpun, rasanya juga tidak kalah seru. Mulai dari masa awal pandemi, dimana kita diharapkan untuk mengajar online secara penuh, hingga akhirnya mulai menerapkan hybrid learning. Yang tadinya hanya bisa menatap anak lewat layar, sekarang mulai agak sering bertemu dengan siswa walaupun terbatas. Itupun masih tergantung tingkat angka penyebaran. Kalau tingkat penyebaran rendah, kita bisa agak leluasa menjalankan tatap muka terbatas. Tapi kalau angka penyebaran tinggi lagi, yah, mau tidak mau, kembali online dulu untuk sementara waktu. Persiapan mengajar juga disesuaikan dengan kondisi. Namun tidak bisa dipungkiri, waktu untuk persiapan jadi terasa lebih panjang. Apa boleh buat.

Saat ini, harapan saya adalah semoga semua kesulitan ini segera berlalu. Rindu sekali rasanya bisa berjalan-jalan dan beraktivitas dengan bebas seperti dulu. Walaupun memang kondisi new normal saat ini terasa mulai lebih lega untuk ruang gerak. Tidak sampai begitu mencekam seperti sebelumnya. Semoga saja harapan ini bisa segera terwujud. Salam sehat untuk semua. Aamiin.