Sunday 27 March 2022

Teman dan Permasalahannya

Photo by DYH7

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman dapat disebut juga sebagai sahabat, kawan, ataupun orang yang bisa diajak bersama-sama mengerjakan sesuatu, bisa diajak bercakap-cakap serta bisa saling melengkapi. Namun dalam keseharian, setiap orang bisa saja memaknai berbeda sesuai dengan pendapat dan cara pandang masing-masing.

Sebagai makhluk sosial, tentu saja manusia membutuhkan hubungan yang baik dengan sesamanya, dalam artian menjalin pertemanan. Banyak pengalaman yang bisa kita rasakan dari sebuah hubungan pertemanan. Mulai dari yang manis hingga membuat terkenang sepanjang masa, sampai yang pahit dan bikin kapok rasanya bila berteman dengan orang tersebut. Bagaimanapun rasanya, semua itu menambah pengalaman kita dalam bersosialisasi sehingga bisa dijadikan sebuah pelajaran berharga untuk membedakan mana hal yang layak untuk dipertahankan dalam sebuah hubungan pertemanan, maupun yang wajib untuk dihindari supaya tidak merusak diri kita maupun orang lain. 

Hubungan pertemanan sangatlah kaya dengan rasa. Karena dalam diri orang-orang yang memutuskan untuk menjadi teman, pastinya tetap banyak perbedaan disamping persamaan. Di saat kita berjalan dalam persamaan, tentu saja apa yang kita lakukan bersama terasa menyenangkan. Tapi bagaimana bila kita terbentur dengan perbedaan dalam berteman. Bisa dalam bentuk beda sudut pandang, cara berpikir, hobi, dan lain-lain. Tak urung perbedaan yang ada berpotensi untuk menimbukan konflik mulai dari yang kecil hingga besar. Apakah kemudian perbedaan itu bisa menjadi alasan kuat untuk membatasi hubungan pertemanan atau bahkan menghindarinya sama sekali? Tentunya tidak semudah itu untuk diputuskan. Sebagai teman, baiknya kita upayakan dulu untuk berdiskusi dan mencari solusi yang terbaik hingga kita sampai pada sebuah keputusan dan kesepakatan. Ada banyak pertimbangan dan waktu yang dibutuhkan untuk menentukan kelanjutan dari sebuah hubungan pertemanan. 

Bagi saya pribadi, seorang teman harusnya jauh dari sifat munafik dan mampu menunjukkan rasa kemanusiaan. Jujur ucapannya, tepat janjinya, dan bisa dipercaya alias tidak akan berkhianat terhadap kita, serta saling bantu-membantu dalam kebaikan. Dan ternyata menemukan teman seperti ini tidak bisa dibilang mudah, dan tidak bisa pula dibilang sulit. Susah-susah gampang dan butuh proses. 

Beberapa dari kita, mungkin pernah merasakan sepi pada saat-saat sulit. Jangankan mendapatkan bantuan yang diharapkan, malah yang ada, beberapa teman yang tadinya gampang dihubungi saat kondisi kita baik-baik saja, terasa seperti mulai menjaga jarak. Bahkan sekedar untuk diajak curhat-pun enggan. Baru menyapa saja, kita sudah dicurigai akan membawa masalah (sedihnya 😞). Pada saat seperti inilah, kita bisa benar-benar merasakan, siapa diantara teman-teman yang selama ini ada di dekat kita, yang sungguh-sungguh peduli dengan kita di saat susah maupun senang. Jika ada di antara kita yang menemukan hal seperti ini, harapan saya, janganlah sampai dijadikan dendam membara atau dimasukkan pikiran terlalu jauh agar kesehatan mental kita sendiri tetap terjaga. Baiknya kita jadikan satu pengalaman yang memperkaya batin dan pelajaran bagi kita untuk ke depannya agar kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Saran saya, pandai-pandailah memilih teman. Dalam artian, pilihlah teman yang bisa membawa kita ke arah akhlak yang lebih baik. Bahkan untuk diri kita sendiripun, tetaplah berusaha menjadi teman yang bisa menebarkan kebaikan karena dengan demikian semoga hidup kita jadi terasa lebih damai dan menyenangkan. Mari, tetap semangat menjalin pertemanan dan menghindari permusuhan.