Showing posts with label Poems. Show all posts
Showing posts with label Poems. Show all posts

Saturday, 14 December 2024

Tajam


Ada kata-kata perih terucap dari mulut kalian yang tajam.

Kalian lontarkan bagai peluru melesat kuat,

tanpa berpikir dua kali, 

atau bahkan tanpa berpikir sekalipun.

Kalian benarkan ucapan dan prasangka buruk kalian

sebagai bentuk ekspresi diri,

yang sedang membuang sampah dan kotoran dalam hati serta pikiran.

Tak pernah kalian lihat

bagaimana kami menjaga kebanggaan yang kalian miliki.

Tak akan kalian pikirkan 

goresan luka yang kalian torehkan diperasaan kami

dari caci maki selama ini.

Pandainya kalian merasa berhak dan benar

dengan mengandalkan logika 

yang tidak jelas ukuran kebenarannya itu.

Simpan saja semua rasa bangga dan jumawa itu 

untuk diri kalian sendiri,

sampai Tuhan memberikan pelajaran yang tepat 

buat kalian rasakan dan renungkan.


Sebuah puisi oleh DYH7
14 Desember 2024

Saturday, 16 November 2024

Rumit


Lihatlah!

Kita makin lihai dan pintar dalam berbohong.

Mengatur strategi agar tidak ketahuan.

Makin ahli dalam mencari kesalahan masing-masing.

Mengorek-ngorek borok masa lalu.

Saling serang dan bertahan dengan ego yang kita miliki.

Prasangka buruk bukan lagi barang baru dalam hubungan kita.

Jatuh bukan untuk bangkit, namun untuk jatuh kembali.

Berjalan terseok-seok dan tertatih-tatih.

Mengusap air mata sendiri atau membiarkannya diseka oleh angin.

Ironi, dengan apa yang kita perlihatkan pada dunia.

Mungkin kita bisa disebut dengan makhluk paling munafik di bumi. 

Tidak lelah dalam berpura-pura dan bersilat lidah.

Hasilnya? Tentu seperti biasa.

Tidak ada empati, pengertian, cinta, apalagi kasih sayang yang tercermin dalam sebagian besar ucapan dan tindakan kita.

Dan kita terus berputar-putar dalam lingkaran setan yang memuakkan ini.

Dilema panjang antara mengingat kebaikan yang pernah ada dan membayangkan kecurangan yang mungkin ada.

Apakah kita tidak menemukan jalan kompromi lagi? 

Sebenarnya tidak adakah rasa yang tersisa atau memang kita tidak pernah saling memiliki rasa apa-apa?


Sebuah puisi oleh DYH7

Sunday, 1 September 2024

Diari Seorang Remaja


Diam, aku tak akan bilang.

Bahwa aku memandangmu dari sini.

Sembunyi-sembunyi 

mencari tahu tentang dirimu.

Secara rahasia mengikuti,

walaupun itu hanya bayang-bayangmu.

Aku tak akan bilang,

bahwa tak sengaja 

kau sering terlintas dalam pikiranku,

dan entah mengapa 

engkau tersimpan dalam hatiku.

Aku tak mau kau tahu,

rasa bahagia yang membuncah 

dan menguar kuat 

saat ada dirimu di sekitarku.

Kau tak perlu tahu

kalau aku tiba-tiba jadi puitis,

merangkai kata indah, 

dan menyanyikan lagu cinta.

Cukup kau tahu semua terlihat biasa saja.

Sudahlah begitu saja.


Sebuah puisi oleh DYH7 
1 September 2024

Saturday, 27 July 2024

Di Sudut Ruangan


Aku duduk di sudut ruangan.

Aku duduk diam-diam, sengaja tak mengeluarkan suara.

Kehadiranku makin tersembunyi, tak terlihat diantara "orang-orang penting" yang ramai bermunculan.

Kadang aku tersenyum sebagai tanda ikut bahagia bila ada kabar gembira.

Aku mengamati seisi ruangan dari sini. 

Ada banyak raut wajah yang seolah-olah bisa kubaca.

Wajah senang, sedih, bangga, marah, datar, hingga takut.

dan aku yang ada di sudut ruangan, hadir sebagai seorang pelengkap.


Sebuah puisi oleh DYH7

Tuesday, 16 July 2024

Untuk Sebuah Kesombongan


Engkau yang merasa hebat dan kuat,
Kebahagiaanmu terlihat janggal dan aneh.
Apa yang membuat dirimu merasa di atas angin?
Apakah merendahkan orang yang kau anggap lemah adalah sebuah kebanggaan untukmu?
Ternyata kau tak cukup kuat untuk mencari lawan tanding yang sepadan.
Tidakkah kau selama ini mendapatkan cukup pelajaran dari semua kesombonganmu?
Tidak takutkah bila semua kebanggaanmu itu akan menjadi sia-sia suatu saat nanti?
Tahukah kau bahwa banyak doa pengaduan bahkan mungkin sumpah serapah yang terucap karena lidahmu yang tajam dan sifatmu yang seolah mengawang di atas langit itu?
Kau sungguh tak jera dan tak banyak mengerti.
Semoga semua yang menjadi kesombonganmu adalah awal dari keruntuhanmu.

Saturday, 8 June 2024

Aku, Kata, dan Waktu


Kata ternyata tak selalu cukup
untuk menjelaskan rasa dan karsa.
Aku yang tak pandai berkata-kata,
seringkali kalah dengan kebohongan dan keangkuhan.
Hanya kepada Tuhan kupintakan bantuan,
agar menunjukkan sesuatu
yang lebih nyata dari sekedar kata-kata.
Dan Tuhanpun menunjukkan dia
yang dinamakan sang waktu. 
Waktu menjawab tanya
dan membantah dusta perlahan-lahan.
Waktu memberi bukti nyata
meskipun tak segera.
Waktu menyimpan rahasia dengan rapi,
dan membongkarnya dengan terbuka.
Waktu menandai hati yang terluka
dan kapan menemukan obat penawarnya.
Aku, kata, dan waktu
dihubungkan oleh Tuhan dalam sebuah makna.

Saturday, 18 November 2023

Selamat Hari Ayah


Tanggal 12 November 2023, ramai saya lihat orang-orang memposting tentang hari ayah. Macam ragam ucapan yang dan panggilan yang saya baca: Selamat Hari Ayah, Happy Father's Day, Ayah adalah pahlawan, Papa, Abi, Daddy, dan lain-lain. Ada yang menyampaikan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan lainnya.

Hati saya merasa tergelitik untuk menulis sesuatu yang berkaitan dengan hari ayah ini. Ayah buat saya adalah sosok yang selalu di hati tentunya. Dengan bagaimanapun situasi dan kondisinya. Ayah saya sudah cukup lama wafat. Yang bisa saya lakukan saat ini adalah mengirimkan Al Fatihah dan doa untuk Ayah. Saya sayang Ayah apa adanya.

Friday, 11 August 2023

Sebuah Rasa Kecewa (Yang Berusaha Untuk Disimpan)


Kemaren aku mendengar kebohongan.
Orang-orang yang berbohong dan menyebut nama Tuhan untuk menutupi kebohongannya.
Lancang sekali dia membawa-bawa nama Tuhan Yang Maha Suci dalam kepalsuan yang ia ciptakan untuk membela kepentingannya.
Entah siapa membohongi siapa,
Yang jelas, rasanya sakit sekali menjadi orang yang dibohongi.

Dan hari ini aku melihat ketamakan.
Dimakannya segalanya, bahkan yang tak patut ia makan.
Dia halalkan jalan manapun untuk mencapai keinginannya.
Mengorbankan orang yang tak seharusnya jadi korban.
Lalu bersorak-sorai gembira di atas ketamakannya itu.
Dia merasa menang dalam bayangan kesemuan.

Pernah pula aku menyaksikan ketidak acuhan.
Ketidak acuhan terhadap air mata dan penderitaan.
Dipandangnya sekilas orang yang menangis dan mengharap bantuannya itu.
Orang yang tepat berada di sampingnya,
yang bahkan tak perlu ia jangkau dengan tangan untuk meraihnya.
Dalam pikirannya, baiknya berlalu dan memalingkan muka saja.
Karena tak penting sedikitpun, dan tidak pula mendatangkan keuntungan buat dia.

Semua itu benar-benar terlihat memuakkan.
Aku marah menyaksikannya.
Tak habis pikir dan ingin mengumpat.
Tapi apa, lagi-lagi aku hanya diam.
Menjaga ucapan dan tindakanku agar tidak menyakiti orang lain.
Aku pikir, aku terlalu sibuk menimbang rasa orang.
Lalu, siapa yang akan menjaga perasaanku?

Tuesday, 18 July 2023

Batu Karang


Batu karang itu berdiri kokoh di pinggir pantai.
Ia menghadap ke laut lepas 
dan sangat yakin dengan kekokohannya.

Ia berpijak dengan baik,
lalu berkata-kata dalam diam tentang bagaimana hebatnya dia
dan lemahnya makhluk yang ada di sekitar dirinya.

Batu karang terus-menerus menemukan banyak kekurangan terhadap yang lain.
Ia bahkan bisa melihat kekurangan itu dengan mata terpejam, 
sehingga lupa mengukur dirinya dengan bijak.

Ia mulai lupa bahwa ukuran yang dipakainya tak sepenuhnya benar. 
Alat ukurnya sudah harus diperbarui, 
karena sudah banyak rusak oleh kesombongan demi kesombongan
yang terus dia pupuk di dalam dirinya.

Dia lengah dan tak tahu 
bahwa sedikit demi sedikit air laut yang asin 
mulai menggerus kekuatan yang selalu ia bangga-banggakan.

Kasihan batu karang. 
Apakah ia pernah membayangkan
bila di suatu waktu nanti ia berubah menjadi pasir?

Sebuah puisi oleh DYH7
19 Juli 2023

Saturday, 19 November 2022

Jingga


Semburat jingga di langit biru.
Memberi rona baru dalam langkah kakiku.
Semoga kehangatan warnanya
terasa nyata merengkuh diri.
Kuterima hadirmu sebagai awal baru.
Yang muncul sebening embun pagi 
menyambut mentari.
Dilingkup hawa segar udara pagi.
Selamat datang jingga di pagi hari.

Wednesday, 16 November 2022

Keinginan


Aku melihatmu
Tepat di depan mataku.
Aku merasa hampir meraihmu
Jarakmu seolah hanya sepanjang lenganku.

Namun sekarang aku mulai ragu
Benarkah kau berada di dekatku?
Cobalah beritahu diriku.
Jangan kau sembunyikan lama-lama dirimu.

Aku ingin tahu.
Sungguh ingin tahu.
Ingin mengenal lebih jauh
Karena aku sedang membutuhkanmu.

Sebuah puisi oleh DYH7
16 November 2022

Tuesday, 1 November 2022

Dalam Penantian


Kucari-cari dirimu,
Tapi belum aku temukan.
Aku pikir dirimu akan hadir bersama angin sejuk dari selatan.
Namun kau belum muncul jua.

Saat itu kau berkata seolah-olah, 
Akan hadir dalam waktu dekat ini.
Tahukah kau? 
Aku masih menunggumu disini.

Menunggu dan berharap
Apabila suatu saat kau benar-benar kuraih.
Dan aku membayangkan
Menyambutmu dengan senyum di wajah yang cerah berbunga-bunga bahagia.

Aku akan menari gembira
Melompat-lompat sambil berkata pada orang-orang:
Aku berhasil menemukanmu dan kau berhasil menemukanku. 
Kita bertemu dan saling membahagiakan satu sama lain.

Tapi,
Kau belum nampak.
Walau saat itu,
Aku pernah mendengar selentingan kabar
Bahwa kau mencariku, sekedarnya.

Padahal, 
Aku, keluargaku
Telah bersiap menyambutmu sebagai kabar gembira.

Aku mendoakan kita
Dalam hati dan wajah yang tertunduk.
Berusaha membujuk dengan airmata dan permohonan. 
Siapa tahu kau tersentuh.
Cobalah lihat aku, kami.

Sebuah puisi oleh DYH7
1 November 2022

Tuesday, 25 October 2022

Tulisan


Kutuliskan dalam diam
Beberapa rasa yang muncul dari dalam hati.
Mencoba merangkainya dalam kata-kata
Yang mungkin tak terlalu indah untuk di baca.

Tadinya ingin kujelaskan saja dengan lisan.
Namun urung niatku.
Karena kupikir, belum tentu orang ingin mendengarnya.

Akhirnya kupilih tulisan
Untuk menyampaikan beberapa lintasan pikiran. 
Dan aku merasa sedikit berkurang beban perasaan.

(Sebuah puisi dan catatan oleh DYH7 24102022)

Saturday, 4 June 2022

Biru


Biru tak lagi biru
Biru telah berubah menjadi abu-abu, hitam, kelam, dan lainnya.
Dulu aku pernah melukis dengan warna biru.
Ku goreskan warna biru dengan susah payah.
Hingga akhirnya biru itu menjadi cukup indah dimataku.
Dan sekarang,
Biru menjadi tak seperti dulu.
Goresan biru telah berubah warnanya.
Aku akan mencoba melukis dengan warna baru.
Mungkin merah, hijau, atau warna lain yang kurasa cocok di hatiku. 

2 Juni 2022

Saturday, 2 April 2022

Menunggu



Saat ini aku menunggu sesuatu.
Ternyata menunggu itu rasanya sangat meresahkan.
Membuat tidur ku tak lelap,
Dan pikiran tak tenang.
Kapan yang aku tunggu akan datang?
Tak sabar ingin mendengar kabar baik itu.
Menunggu,
Memang kadang melelahkan.
Tak ayal pula terasa membosankan.

Sunday, 21 June 2020

Langit Biru

Photo is taken by DYH7

Langit
Warnanya tetaplah biru
Walau aku pandangi dari manapun
Langit
Masih biru
Walau apa yang terjadi di bawahnya
Langit
Akan biru
Setelah mendung dan hujan ini berlalu
Langit
Kau dan biru
Menyimpan berjuta kenangan bagiku

Penulis: DYH7

Friday, 22 March 2019

Remeh

Terlewat oleh pandangan mata
Tidak terdengar oleh telinga
Luput dari perhatian
Terlalaikan dari pengawasan
Jarang terpikirkan,
nyaris tidak pernah
Tapi ada
Hidup
Dan nyata
Diapun tak punya keberanian
untuk muncul dan berkata
"Ini aku"
Mungkin orang hanya akan menoleh sekilas
dan berpikir
"Pentingkah?"

By DYH7

Titik

Titik hitam kecil
Seringkali tidak terlihat
Terlupakan
Siapa yang mau bersusah payah memikirkan nya
Kau?
Mereka?
Untuk apa?

By DYH7

Diam

Diam
Hening
Tenang
Amati
Pikirkan
Kerjakan
Pikirkan lagi
Tunggu dan doakan
Lalu apa lagi yang perlu aku lakukan?

By DYH7

Mengalir

Biarkan air mengalir
Ke arah yang dituju
Alirannya ikut membawa hanyut
berbagai beban
yang selama ini
menjadi hambatan di jalannya
Sanggupkah kau membendung nya?

By DYH7