Saturday 19 December 2020

A Review: Learning Support during Pandemic by Kurnia Mega, M. Psi, Psikolog

Sore ini, kembali mengikuti kegiatan webinar yang diadakan oleh AISEI. Kegiatan webinar AISEIInspirAction ini bukanlah yang pertama. Untuk tema webinar kali ini adalah "Learning Support during Pandemic". Pembicara yang ditampilkan kali ini adalah Ibu Kurnia Mega, M. Psi, Psikolog. Beliau adalah seorang certified play therapist & trainee supervisor. Acara kali ini dipandu oleh Ibu Dian Ariadita F, S.I.Kom, M.Pd.

Ibu Mega pada awalnya adalah seorang guru yang sudah banyak meluangkan waktunya bersama anak-anak berkebutuhan khusus yang kemudian melanjutkan pendidikannya hingga menjadi seorang psikolog. Beliau tergabung dalam PEACE (Psycho Educational Assessment Center of Excellence)

Selama masa pandemi ini banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kegiatan belajar anak. Banyak orangtua yang datang untuk berkonsultasi untuk mencari solusi terhadap kesulitan belajar yang dihadapi anak. Karena selama masa pandemi ini, orangtua sebagian besar memiliki waktu yang lebih luas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran anak. Hingga akhirnya menyadari bahwa beberapa anak memiliki kesulitan dalam belajar. Beberapa kendala muncul terutama pada anak-anak yang tidak 100% terlihat sebagai anak berkebutuhan khusus (dalam area abu-abu). Kendala lain yang dihadapi adalah kebosanan yang mulai muncul pada anak hingga membuat orangtua makin bingung dalam menghadapi sikap anak terutama yang sudah mulai stress. Di sisi lain, para guru juga sedang mengalami fase adaptasi terhadap hal ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada webinar ini akan dibahas tentang perbedaan gangguan belajar dan kesulitan belajar. Dua hal ini sangat berbeda. Kesulitan belajar adalah kondisi anak tidak bisa belajar dengan baik karena gangguan faktor internal dan eksternal. Anak tidak bisa menunjukkan kapasitas dan potensi yang mereka miliki. Anak-anak dengan kapasitas intelegensi di ambang batas bawah, tentunya akan menemukan kesulitan dalam belajar karena kemampuan berpikir yang kurang menunjang dalam belajar. Kesulitan belajar bisa juga terjadi karena masalah psikologis ataupun emosi. Traumatis dan stress juga bisa menghambat kemampuan anak dalam belajar. Faktor internal bisa disebabkan karena anak mengalami masalah atensi. Masalah utamanya adalah pada bagian memusatkan perhatiannya.

Oleh karena itu, penanganan untuk anak yang memiliki kesulitan belajar harus dikenali terlebih dahulu penyebabnya agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. Anak-anak ini bisa saja mendapatkan modifikasi kurikulum pada sekolah, membantu pemusatan konsentrasinya, ataupun menangani masalah emosinya. Semua tergantung pada penyebabnya. Bahkan anak-anak dengan kemampuan belajar yang kurang ataupun terlalu cerdas juga perlu mendapatkan perlakuan dan bantuan yang sesuai agar terbantu dalam menghadapi kesulitan dalam belajar. Faktor lingkungan, cara penanganan oleh guru dan orangtua juga ikut berpengaruh terhadap kesulitan belajar.

Sementara itu, gangguan belajar berkaitan dengan neurologis. Biasanya berkaitan dengan mengingat, nalar, matematika, motorik. Anak-anak ini biasanya tidak memilki kapasitas berpikir yang rendah, biasanya cenderung normal karena yang bermasalah adalah cara memprosesnya.

Kasus kesulitan belajar kadang berkaitan dengan motivasi dan minat belajar yang tidak muncul pada saat PJJ ini. Bisa juga disebabkan karena belajar di rumah. Karena terkadang anak butuh setting yang berbeda.Kesulitan ini juga bisa muncul karena sikap negatif terhadap guru. Dalam hal ini, guru juga menemukan kesulitan dalam menyesuaikan kegiatan belajar tatap muka menjadi online, terutama untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Situasi belajar juga sangat berpengaruh terhadap keinginan belajar anak-anak. Orangtua yang baru tahu cara belajar anaknya selama di rumah menyebabkan mereka menjadi stress dan menimbulkan tekanan pada anak. Kebiasaan belajar yang diterapkan oleh orangtua dengan tidak tepat juga menyebabkan kesulitan belajar. Kebiasaan dan cara belajar anak biasanya berbeda-beda. Beberapa orangtua tidak memahami hal ini hingga menerapkan cara dan waktu yang salah dalam menerapkan kebiasaan belajar terhadap anaknya. Anak pada zaman ini cenderung memilki kemampuan otak kanan yang lebih tinggi. Otak kanan cenderung berkaitan dengan kreativitas. Sedangkan otak kiri biasanya adalah kemampuan yang menunjang belajar di sekolah karena berkaitan dengan nalar dan Bahasa. Adapun yang menyebabkan anak-anak zaman sekarang lebih cenderung seperti ini disebabkan karena anak-anak ini kebanyakan sejak lahir lebih banyak mendapatkan rangsangan secara visual dari gambar, video, dan lain-lain. Kesulitan belajar yang disebabkan oleh atensi bisa disebabkan oleh perkembangan sensori yang kurang.

Kesulitan muncul karena durasi ketahanan anak dalam belajar. Anak-anak lebih banyak belajar dengan cara visual auditory kinestetik taktil. Situasi belajar di rumah sangat berbeda dengan sekolah. Apalagi bila orangtua tidak mengerti dengan kebutuhan anak dan tidak memiliki batasan yang tegas. Hal lainnya disebabkan oleh relationship dengan anak.

Menurut WHO durasi maksimal belajar anak secara online adalah sekitar 1 – 2 jam. Oleh karena itu, kita perlu mencari cara untuk mengatasi hal ini. Diantaranya adalah memberikan tekhnik belajar yang sesuai. Dengan kemampuan orang dewasa memahami kebutuhan belajar anak, akan membantu sekali mereka untuk mengatasi kesulitan belajar. Selain itu, perlu bagi guru dan orangtua untuk menerima kondisi anak. Tidak lupa terapkan batasan yang jelas dan tegas. Orangtua, guru, dan anak juga perlu membangun koneksi. Dan yang tidak kalah penting adalah buatlah kegiatan belajar tersebut menjadi menyenangkan dengan memberikan beberapa games. Gunakan juga kalimat yang sederhana dan gunakan benda nyata untuk membantu pemahaman anak.

Untuk informasi lebih lengkap, kegiatan webinar ini bisa dilihat pada link Youtube berikut ini: AISEI Komunitas Pendidik Indonesia

5 comments:

  1. Terimakasih mbk..alhamdulilah kmren jg bs gbung hnya di awal2 tertinggal.. Luar biasa ilmu yg bermanfaat

    ReplyDelete
  2. Sama-sama Mbak. Terima kasih sudah mampir ke blog saya.

    ReplyDelete
  3. Well. It is very useful to support our children during pandemic.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  4. Yes, it is. Thank you for reading my blog

    ReplyDelete