Ada kata-kata perih terucap dari mulut kalian yang tajam.
Kalian lontarkan bagai peluru melesat kuat,
tanpa berpikir dua kali,
atau bahkan tanpa berpikir sekalipun.
Kalian benarkan ucapan dan prasangka buruk kalian
sebagai bentuk ekspresi diri,
yang sedang membuang sampah dan kotoran dalam hati serta pikiran.
Tak pernah kalian lihat
bagaimana kami menjaga kebanggaan yang kalian miliki.
Tak akan kalian pikirkan
goresan luka yang kalian torehkan diperasaan kami
dari caci maki selama ini.
Pandainya kalian merasa berhak dan benar
dengan mengandalkan logika
yang tidak jelas ukuran kebenarannya itu.
Simpan saja semua rasa bangga dan jumawa itu
untuk diri kalian sendiri,
sampai Tuhan memberikan pelajaran yang tepat
buat kalian rasakan dan renungkan.
Uni dewi ini narto ,yang dlu tinggal sama uda di cibibur .ingin silaturahmi .tapi hilnag kontak sama sekali .
ReplyDelete