Saturday 4 April 2020

Sebuah Catatan: COVID – 19


Apa yang sedang naik daun pada saat penulis membuat catatan ini? Tentu saja COVID 19. Virus yang pada awal mulanya berkembang di Wuhan, China hingga akhirnya menyebar hampir ke seluruh dunia. Bahkan Indonesia, negara tempat penulis bernaung pun tak luput dari serangan virus ini. Apa yang membuat virus ini demikian terkenal dan membuat heboh di semua belahan dunia? Untuk itu, penulis ingin mengajak para pembaca untuk membahas beberapa hal tentang virus ini secara umum.

Apakah COVID – 19 itu?

Berdasarkan kutipan bebas dari laman World Health Organization, Coronavirus desease atau disebut juga COVID – 19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus corona jenis baru. Orang – orang yang terinfeksi oleh virus ini akan mengalami gejala mulai dari ringan hingga parah. 

Gejala Penyakit Akibat COVID – 19 

Beberapa gejala umum dari penyakit yang disebabkan oleh virus ini adalah sebagai berikut:
  1. Demam
  2. Kelelahan
  3. Batuk kering
Gejala lainnya yang kadang mengikuti adalah:
  1. Sesak nafas
  2. Rasa sakit dan linu pada tubuh
  3. Sakit tenggorokan
  4. Beberapa bahkan mengalami diare atau hidung berair atau pilek

Tindakan yang dilakukan untuk penderita COVID – 19 

Bagi orang – orang yang mengalami gejala ringan, tidak dibutuhkan tindakan medis lebih lanjut. Karena penyakit ini akan dapat sembuh sendiri selama daya tahan tubuh bisa diperkuat. Penderita yang mengalami gejala ringan, biasanya akan disarankan untuk melakukan isolasi agar tidak menularkan kepada orang lain, memakan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam melawan virus ini, beristirahat yang cukup, dan tetap diawasi oleh dokter serta menjalankan tes tertentu untuk melihat apakah keberadaan virus dalam tubuhnya masih bisa menular kepada orang lain atau tidak.
Sedangkan orang – orang yang mengalami gejala lebih berat karena penyakit ini akan dibawa ke rumah sakit dengan menggunakan ambulance agar tidak menularkan kepada orang lain. Mereka akan ditempatkan di ruang isolasi khusus dan mendapatkan perawatan serta tindakan medis lebih lanjut dari pihak rumah sakit.

Cara Penyebaran

Virus COVID 19 menyebar melalui percikan ludah atau percikan yang berasal hidung pada saat penderita bersin maupun batuk. Apabila percikan ini tersentuh oleh tangan orang lain, lalu orang tersebut mengusap muka dengan tangan yang sudah terkena percikan tersebut, maka orang itu bisa tertular virus COVID 19. 

Tindakan Pencegahan

Virus ini menular sangat cepat. Oleh karena itu, dibutuhkan tindakan pencegahan untuk menghindari jumlah penderita melonjak lebih tajam. Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah:
  1. Menjalankan etika bersin yang benar, yaitu dengan cara menutup hidung dan mulut pada saat bersin dengan menggunakan siku tangan.
  2. Para penderita diharapkan untuk mengenakan masker.
    1. Cucilah tangan sebelum dan sesudah menggunakan masker.
    2. Masker dapat digunakan oleh orang sehat yang sedang merawat ODP (Orang dalam Pengawasan) maupun PDP (Pasien dalam Pengawasan).
    3. Gunakanlah masker dengan benar. Pastikan tidak ada ruang antar mulut dengan hidung.
    4. Buanglah masker yang sudah digunakan dengan benar pula. Apabila ingin membuang masker, bukalah dari bagian belakang. Buang pada tempat sampah tertutup.
    5. Hindari menyentuh bagian luar masker.
    6. Gantilah masker bila sudah terasa lembab. 
    7. Sebaiknya masker sekali pakai tidak digunakan berulang – ulang.
  3. Menjalankan social distance atau menjaga jarak aman satu sama lain sejauh kurang lebih 1 meter, karena kita tidak pernah tahu siapa saja yang sudah tertular. Hal ini berlaku juga untuk menghindari keramaian serta sedapat mungkin tetap tinggal di rumah apabila tidak ada keperluan yang mendesak untuk keluar rumah. Sedapat mungkin belajar dan bekerja dilakukan dari rumah (secara online).
  4. Rajinlah mencuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer berbasis alcohol.
  5. Hindari menyentuh area wajah.
  6. Tetaplah tinggal di rumah apabila tubuh terasa kurang sehat.
  7. Jauhi rokok dan tindakan yang bisa memperlemah kekuatan paru – paru.
  8. Carilah informasi yang benar dari sumber terpercaya tentang virus ini, hingga bisa melakukan tindakan perlindungan diri yang benar.

Penderita Resiko Tinggi

Tindakan pencegahan ini sangat penting untuk dilakukan untuk menghindari penularan, terutama terhadap orang – orang berusia lanjut dengan kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, sakit pernafasan akut, kanker, dan penyakit serius lainnya.

Kenyataan VS Mitos

Ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat berkaitan dengan COVID – 19. Mitos ini perlu diluruskan agar tidak menimbulkan persepsi dan tindakan yang salah dalam menghadapi virus ini. Adapun kenyataan yang sesungguhnya adalah:
  1. COVID – 19 bisa menyebar baik di daerah beriklim panas maupun lembab.
  2. Cuaca dingin dan salju tidak bisa membunuh COVID – 19.
  3. Mandi air hangat tidak akan melindungi diri dari penyakit ini.
  4. Penyakit ini tidak disebarkan dari gigitan nyamuk.
  5. Alat pengering tangan tidak efektif untuk membunuh virus ini.
  6. Lampu UV tidak akan berfungsi sebagai disinfektan terhadap virus ini.
  7. Alat pengukur suhu tubuh hanya efektif untuk mengetahui orang yang sedang demam, tapi tidak bisa mendeteksi orang yang terkena COVID – 19, karena butuh waktu antara 2 hingga 10 hari bagi orang yang terinfeksi untuk menjadi sakit dan demam.
  8. Penyemprotan alcohol atau klorin tidak akan membunuh virus yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh.
  9. Vaksin untuk pneumonia tidak memberikan perlindungan terhadap virus ini.
  10. Belum ada bukti ilmiah bahwa cairan penyemprot hidung bisa digunakan untuk mencegah virus ini.
  11. Walaupun bawang putih termasuk makanan yang menyehatkan, namun belum ada pembuktian ilmiah bahwa bawang putih bisa mencegah COVID – 19.
  12. Virus ini menginfeksi bukan hanya orang tua, tapi juga semua orang dar berbagai lapisan umur.
  13. Antibiotic hanya bekerja pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri, bukan virus.
  14. Belum ada vaksin maupun obat untuk penyakit ini hingga saat ini. Beberapa negara masih tetap berusaha untuk menemukan vaksinnya.

Dampak COVID – 19 

Dalam hal membahas dampak COVID – 19, penulis akan memberikan perhatian lebih terhadap dunia Pendidikan, karena penulis sendiri berkecimpung dalam bidang tersebut.
Pada masa awal penyebaran virus ini, siswa dan guru masih hadir ke sekolah. Namun aktivitas keluar sekolah sudah mulai dikurangi. Seiring waktu, penyebaran virus ini makin meluas hingga untuk memutus mata rantai penyebaran virus ini, hampir semua sekolah yang ada di daerah penyebaran virus diliburkan. Siswa belajar dari rumah dengan sistem online. Demikian juga dengan guru yang menyesuaikan program pengajarannya dengan metode online. Selama masa awal libur, beberapa karyawan sekolah selain guru masih masuk bekerja walaupun tidak setiap hari. Mereka akan masuk pada jadwal yang bergantian, untuk melakukan disinfektan terhadap area sekolah.
Dengan adanya sistem pembelajaran dari rumah, kemampuan siswa, guru, dan orangtua sebagai pendamping siswa belajar di rumah semakin berkembang. Karena semua pembelajaran dilakukan dengan online. Ada siswa yang senang karena mendapatkan akses internet bukan hanya untuk belajar, tapi juga untuk bermain game. Namun tak jarang juga para siswa ini merasa jenuh dan bosan karena aktivitas mereka jadi lebih terbatas dan tidak bebas bermain di luar rumah. Sedangkan para guru dan orangtua mau tidak mau terpaksa memperbaharui informasi dan kemampuan mereka dalam bidang aplikasi teknologi yang mendukung pembelajaran ini. 
Ada banyak pilihan aplikasi yang mendukung kegiatan belajar di rumah ini agar tidak membosankan, contohnya: Google dan produknya, Khan Academy, Canva, Padlet, Flipgrid, Ted Ed, Pinterest, Write About, dan lain – lain.
Walau demikian, tidak semua sekolah bisa menerapkan pembelajaran online, karena keterbatasan akses internet, kemampuan penggunaan teknologi, dan kondisi keuangan. Bicara tentang keuangan, metode pembelajaran online ini membutuhkan jaringan wifi ataupun kuota yang cukup menguras kantong. Terutama bagi orangtua yang mendapatkan pemasukan harian. Karena mau tidak mau, himbauan social distance membuat mereka terpaksa lebih banyak berdiam diri di rumah. Otomatis hal itu mengurangi pemasukan mereka. Mungkin mereka akan mempertimbangkan untuk lebih mendahulukan kebutuhan pokok dibanding biaya internet. Sebagai solusinya, guru di sekolah akan tetap memberikan tugas tertulis sebelum libur. 

Kesimpulan

Sampai tulisan ini diturunkan, penyebaran COVID – 19 sudah terjadi hampir di sebagian besar dunia. Banyak yang sembuh, namun ada juga yang meninggal karenanya. World Health Organization (WHO) sendiri sudah menyatakan penyebaran virus ini sebagai pandemi. Untuk itu, sebagai umat yang beriman, penulis secara pribadi menghimbau agar kita bukan hanya berusaha untuk mencegah dan menemukan obat bagi penyakit ini, tapi juga memperbanyak doa serta memperkuat iman untuk menenteramkan hati kita. Kurangi rasa panik, tidak menganggap remeh dan tetap waspada. Semoga pandemi COVID – 19 ini segera berlalu dan kita semua dalam kondisi sehat. Aamiin.

Referensi: http://www.who.int 

No comments:

Post a Comment