Thursday 24 December 2020

Review: Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning

 
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning (1)

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning (2)


Hari pertama libur, setelah sekian lama berkutat dengan rutinitas pekerjaaan serta limit waktu, akhirnya masa libur sekolah yang bukan hanya dinanti oleh siswa tetapi juga guru datang juga. Bangun pagi, diawali dengan kegiatan sebagai seorang ibu rumah tangga layaknya. Menyiapkan sarapan untuk keluarga, berbenah, bersih-bersih, dan sedikit “omelan” pagi khas seorang ibu kepada anak.

Selanjutnya untuk mengisi waktu libur, tidak ada salahnya tetap update informasi dan pengetahuan yang bermanfaat untu meningkatkan kualitas diri sebagai seorang tenaga pendidik. Hasilnya, review tentang materi webinar hari ini hadir di laman blog. Harapannya semoga pembaca yang telah sudi mampir dan membaca juga bisa mengambil manfaat dari tulisan ini.

Berikut ini adalah beberapa kesimpulan tentang materi webinar “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning” yang diadakan dalam rangka ulang tahun KOGTIK ke-6

Professor Eko Indrajit

Blended learning dan mobile learning adalah cara-cara untuk mencapai tujuan pembelajaran. Diperkirakan kegiatan ini akan berlanjut untuk pada masa yang akan datang. Hal ini bisa menjadi suatu cara pembelajaran standar yang hadir pada abad 21 dan selanjutnya dengan berbagai modifikasi. Konsep pendidikan dan pengajaran ini bila dijadikan satu, maka akan tetap menghasilkan interaksi dengan anak didik. Interaksi dengan anak didik bisa dilakukan dengan beragam cara, contohnya: secara langsung, atau pun melalui dunia maya. Lingkungan belajar juga mengalami perubahan, kalau pada zaman dahulu hanya di tempat tertentu, saat ini sudah bisa dilakukan dimana saja.

Kenapa kita harus memilih blended learning? Hal ini disebabkan karena kita perlu menyesuaikan dengan karakter anak didik yang sudah terpapar dengan berbagai macam kemajuan teknologi sebelum anak didik tersebut memasuki usia sekolah. Berbeda dengan tenaga pendidik yang pada zamannya lebih dahulu memasuki masa sekolah barulah mendapatkan pengetahuan tentang teknologi. Dengan kondisi seperti ini, menyebabkan tenaga pendidik dan anak didik harus saling menyesuaikan. Cara pengajaranpun diupayakan untuk digabungkan agar mendapatkan model pembelajaran yang ideal. Hal ini dilakukan karena masing-masing model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Apalagi dengan kondisi masyarakat Indonesia yang negaranya terbentuk dari banyak kepulauan yang disatukan oleh laut, hingga secara tidak langsung terpisah oleh jarak.  Mau tidak mau, penggunaan gawai menjadi salah satu alternatif komunikasi yang cukup efektif. Dari pengamatan di lapangan, konsumsi masyarakat Indonesia cukup tinggi terhadap pemakaian gawai, sehingga memungkinkan apabila konsep blended learning ini diterapkan dalam bidang Pendidikan.

Konsep blended learning ini bisa dianggap berhasil apabila peserta didik menagalami kesadaran untuk belajar tanpa dipaksa atau disuruh. Seorang pendidik tidak bisa menganggap rancangan pembelajarannya sebagai sesuatu yang terbaik sebelum memahami kebutuhan siswa dan telah melewati tahap ujicoba terhadap siswa. Bila ingin membuat design pembelajaran yang membuat siswa menjadi tertarik untuk belajar tanpa paksaan, maka masukkanlah elemen pembelajaran seperti rewards, tantangan, pujian, dan lain – lain ke dalam konsep pembelajaran. Caranya adalah dengan guru belajar menempatkan diri pada posisi sebagai peserta didik dengan bersikap empati. Guru harus tahu apa yang menjadi minat dan kesukaan anak didik, apa yang membuat anak didik ketagihan dalam mengoperasikan gadget. Hindari merancang proses pembelajaran yag mana tenaga pendidik sendiri tidak pernah menjadi peserta didik pada situasi yang serupa. Ikutilah semua bentuk pembelajaran baik di dalam maupun luar negeri. Pelajari caranya, lakukan uji formatif untuk memastikan apa yang tenaga didik berikan sesuai untuk peserta didik. Karena kebanyakan siswa zaman sekarang bukanlah pendengar yang cepat, tapi kebanyakan mereka adalah pembelajar yang cepat. Karena itu berikanlah pembelajaran yang merangsang keaktifan mereka.

Hesti Astina (EPSON)

Teknologi saat ini bukan lagi menjadi pilihan tetapi sudah menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Salah satu yang dilakukan oleh EPSON adalah meningkatkan mutu tampilan visualisasi warna. Mengapa warna menjadi penting dalam tampilan sebuah media pembelajaran online? Karena beberapa pembelajaran memang membutuhkan perbedaan warna yang nyata untuk membedakan sebuah informasi. Teknologi untuk layar projector sendiri terdiri atas dua, yaitu DLV dan 3LCD. Saat ini EPSON meluncurkan teknologi 3LCD untuk projectornya. Ada beberapa perbedaan dalam komponen dan cara kerja kedua teknologi di atas, yaitu: 3LCD mampu menghasilkan warna yang lebih cerah, natural dan tidak ada efek rainbow. Ukuran display 3LCD juga sudah sesuai dengan standar kesehatan. Selain itu, EPSON juga sudah meluncurkan wireless projector.

Dr. Dwi Prasetyo

Setiap anak memiliki cita-cita. Untuk mencapai cita-cita tersebut tentu butuh melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran sendiri ada yang dilakaukan dengan proses konvensional yaitu dengan cara datang langsung ke sekolah. Cara lain adalah belajar dengan menggunakan bantuan teknologi. Hal ini disebut electronic learning. Proses belajar seperti ini bisa menjadi menyenangkan. Semua dipelajari secara online. Termasuk pemberian materi. Untuk mendukung proses pembelajaran online ini tentunya dibutuhkan jaringan internet, laptop, dan lain-lain yang berkaitan. Pembelajaran seperti ini disebut juga mobile learning. Dalam pengembangan mobile learning, dibutuhkan modul, video, home, buku manual, audio, quiz. Ada banyak software yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran ini. Mobile learning juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan mobile learning adalah mudah di akses dan bisa dijadikan media pembelajaran masa depan karena ke depan kita harus berinovasi untuk pembelajaran kita. Sedangkan kekurangannya adalah sangat tergantung dengan kuota, kapasitas memori, dan daya baterai.

Dr. Paidi

SDM sangat penting untuk dibangun. Salah satu cara membangunnya adalah dengan memberikan pembelajaran yang berkualitas. Pada masa pandemic ini, Sebagian besar pembelajaran dilakukan secara online. Beberapa kendala yang ditemukan dalam sistem pembelajaran online ini adalah berupa kendala di jaringan, kesulitan mempersiapkan handphone dan gadget yang mendukung yang disebabkan oleh kesulitan ekonomi. Efektifitas pembelajaran hanya terjadi sekitar 35%. Dengan adanya permasalahan ketidak mampuan menerapkan pembelajaran full online, khususnya untuk pembelajaran pada sekolah-sekolah berbasis praktik, maka program blended learning akan sangat membantu. Blended learning sendiri artinya adalah penggabungan pembelajaran tatap muka dan online. Ada salah satu solusi yang ditawarkan untuk kegiatan blended learning ini yaitu blended learning berbasis handphone. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan BLISH. Namun sebelumnya, tenaga pendidik tetap harus melakukan step tertentu agar hasil pembelajaran menjadi maksimal.

Demikianlah paparan materi dalam kegiatan webinar hari Kamis, 24 Desember 2020 kali ini. Semoga bisa memberikan manfaat bagi para pembaca. Untuk informasi lebih lanjut, bisa dilihat pada link website dan Youtube berikut ini:

Guru Penggerak Indonesia

Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile Learning dan Blended Learning [ AndiAcademy ]

No comments:

Post a Comment