Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning (1) |
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended Learning (2) |
Hari pertama libur, setelah sekian lama berkutat dengan
rutinitas pekerjaaan serta limit waktu, akhirnya masa libur sekolah yang bukan
hanya dinanti oleh siswa tetapi juga guru datang juga. Bangun pagi, diawali
dengan kegiatan sebagai seorang ibu rumah tangga layaknya. Menyiapkan sarapan
untuk keluarga, berbenah, bersih-bersih, dan sedikit “omelan” pagi khas seorang
ibu kepada anak.
Selanjutnya untuk mengisi waktu libur, tidak ada salahnya
tetap update informasi dan pengetahuan yang bermanfaat untu meningkatkan
kualitas diri sebagai seorang tenaga pendidik. Hasilnya, review tentang materi
webinar hari ini hadir di laman blog. Harapannya semoga pembaca yang telah sudi
mampir dan membaca juga bisa mengambil manfaat dari tulisan ini.
Berikut ini adalah beberapa kesimpulan tentang materi
webinar “Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile dan Blended
Learning” yang diadakan dalam rangka ulang tahun KOGTIK ke-6
Professor Eko Indrajit
Blended learning dan mobile learning adalah cara-cara untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Diperkirakan kegiatan ini akan berlanjut untuk
pada masa yang akan datang. Hal ini bisa menjadi suatu cara pembelajaran standar
yang hadir pada abad 21 dan selanjutnya dengan berbagai modifikasi. Konsep pendidikan
dan pengajaran ini bila dijadikan satu, maka akan tetap menghasilkan interaksi
dengan anak didik. Interaksi dengan anak didik bisa dilakukan dengan beragam
cara, contohnya: secara langsung, atau pun melalui dunia maya. Lingkungan
belajar juga mengalami perubahan, kalau pada zaman dahulu hanya di tempat
tertentu, saat ini sudah bisa dilakukan dimana saja.
Kenapa kita harus memilih blended learning? Hal ini
disebabkan karena kita perlu menyesuaikan dengan karakter anak didik yang sudah
terpapar dengan berbagai macam kemajuan teknologi sebelum anak didik tersebut
memasuki usia sekolah. Berbeda dengan tenaga pendidik yang pada zamannya lebih
dahulu memasuki masa sekolah barulah mendapatkan pengetahuan tentang teknologi.
Dengan kondisi seperti ini, menyebabkan tenaga pendidik dan anak didik harus
saling menyesuaikan. Cara pengajaranpun diupayakan untuk digabungkan agar
mendapatkan model pembelajaran yang ideal. Hal ini dilakukan karena masing-masing
model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan. Apalagi dengan kondisi
masyarakat Indonesia yang negaranya terbentuk dari banyak kepulauan yang
disatukan oleh laut, hingga secara tidak langsung terpisah oleh jarak. Mau tidak mau, penggunaan gawai menjadi salah
satu alternatif komunikasi yang cukup efektif. Dari pengamatan di lapangan, konsumsi
masyarakat Indonesia cukup tinggi terhadap pemakaian gawai, sehingga
memungkinkan apabila konsep blended learning ini diterapkan dalam bidang
Pendidikan.
Konsep blended learning ini bisa dianggap berhasil apabila
peserta didik menagalami kesadaran untuk belajar tanpa dipaksa atau disuruh.
Seorang pendidik tidak bisa menganggap rancangan pembelajarannya sebagai
sesuatu yang terbaik sebelum memahami kebutuhan siswa dan telah melewati tahap ujicoba
terhadap siswa. Bila ingin membuat design pembelajaran yang membuat siswa
menjadi tertarik untuk belajar tanpa paksaan, maka masukkanlah elemen
pembelajaran seperti rewards, tantangan, pujian, dan lain – lain ke dalam
konsep pembelajaran. Caranya adalah dengan guru belajar menempatkan diri pada
posisi sebagai peserta didik dengan bersikap empati. Guru harus tahu apa yang
menjadi minat dan kesukaan anak didik, apa yang membuat anak didik ketagihan
dalam mengoperasikan gadget. Hindari merancang proses pembelajaran yag mana
tenaga pendidik sendiri tidak pernah menjadi peserta didik pada situasi yang
serupa. Ikutilah semua bentuk pembelajaran baik di dalam maupun luar negeri.
Pelajari caranya, lakukan uji formatif untuk memastikan apa yang tenaga didik
berikan sesuai untuk peserta didik. Karena kebanyakan siswa zaman sekarang
bukanlah pendengar yang cepat, tapi kebanyakan mereka adalah pembelajar yang
cepat. Karena itu berikanlah pembelajaran yang merangsang keaktifan mereka.
Hesti Astina (EPSON)
Teknologi saat ini bukan lagi menjadi pilihan tetapi sudah
menjadi suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran itu
sendiri. Salah satu yang dilakukan oleh EPSON adalah meningkatkan mutu tampilan
visualisasi warna. Mengapa warna menjadi penting dalam tampilan sebuah media
pembelajaran online? Karena beberapa pembelajaran memang membutuhkan perbedaan
warna yang nyata untuk membedakan sebuah informasi. Teknologi untuk layar
projector sendiri terdiri atas dua, yaitu DLV dan 3LCD. Saat ini EPSON
meluncurkan teknologi 3LCD untuk projectornya. Ada beberapa perbedaan dalam komponen
dan cara kerja kedua teknologi di atas, yaitu: 3LCD mampu menghasilkan warna
yang lebih cerah, natural dan tidak ada efek rainbow. Ukuran display 3LCD juga
sudah sesuai dengan standar kesehatan. Selain itu, EPSON juga sudah meluncurkan
wireless projector.
Dr. Dwi Prasetyo
Setiap anak memiliki cita-cita. Untuk mencapai cita-cita
tersebut tentu butuh melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran sendiri
ada yang dilakaukan dengan proses konvensional yaitu dengan cara datang
langsung ke sekolah. Cara lain adalah belajar dengan menggunakan bantuan
teknologi. Hal ini disebut electronic learning. Proses belajar seperti ini bisa
menjadi menyenangkan. Semua dipelajari secara online. Termasuk pemberian
materi. Untuk mendukung proses pembelajaran online ini tentunya dibutuhkan
jaringan internet, laptop, dan lain-lain yang berkaitan. Pembelajaran seperti
ini disebut juga mobile learning. Dalam pengembangan mobile learning,
dibutuhkan modul, video, home, buku manual, audio, quiz. Ada banyak software
yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan pembelajaran ini. Mobile learning
juga punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan mobile learning
adalah mudah di akses dan bisa dijadikan media pembelajaran masa depan karena
ke depan kita harus berinovasi untuk pembelajaran kita. Sedangkan kekurangannya
adalah sangat tergantung dengan kuota, kapasitas memori, dan daya baterai.
Dr. Paidi
SDM sangat penting untuk dibangun. Salah satu cara
membangunnya adalah dengan memberikan pembelajaran yang berkualitas. Pada masa
pandemic ini, Sebagian besar pembelajaran dilakukan secara online. Beberapa
kendala yang ditemukan dalam sistem pembelajaran online ini adalah berupa
kendala di jaringan, kesulitan mempersiapkan handphone dan gadget yang
mendukung yang disebabkan oleh kesulitan ekonomi. Efektifitas pembelajaran
hanya terjadi sekitar 35%. Dengan adanya permasalahan ketidak mampuan
menerapkan pembelajaran full online, khususnya untuk pembelajaran pada sekolah-sekolah
berbasis praktik, maka program blended learning akan sangat membantu. Blended
learning sendiri artinya adalah penggabungan pembelajaran tatap muka dan
online. Ada salah satu solusi yang ditawarkan untuk kegiatan blended learning
ini yaitu blended learning berbasis handphone. Salah satu metodenya adalah
dengan menggunakan BLISH. Namun sebelumnya, tenaga pendidik tetap harus
melakukan step tertentu agar hasil pembelajaran menjadi maksimal.
Demikianlah paparan materi dalam kegiatan webinar hari
Kamis, 24 Desember 2020 kali ini. Semoga bisa memberikan manfaat bagi para
pembaca. Untuk informasi lebih lanjut, bisa dilihat pada link website dan
Youtube berikut ini:
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Melalui Mobile Learning dan Blended Learning [ AndiAcademy ]
No comments:
Post a Comment