Saturday 30 January 2021

Quality Time with Parents : Strong Parents, Strong Kids

 

Strong Parents, Strong Kids

Kegiatan quality time adalah kegiatan yang diadakan oleh Lazuardi Global Compassionate School dengan menghadirkan para pembicara yang ahli pada bidangnya masing-masing. Selain itu, juga dihadirkan penampilan bakat dari beberapa siswa. Kegiatan ini biasanya dikemas dalam bentuk talkshow. Materi yang dibawakan biasanya berkaitan dengan bidang parenting dan pendidikan. 

Untuk kali ini, acara quality time ini diadakan oleh Lazuardi Global Compassionate School pada hari Sabtu, 30 Januari 2021. Acara dibawakan oleh Ibu Sari Kusuma Dewi, kepala sekolah SD Lazuardi GCS sebagai moderator. Selanjutnya dibuka dengan pembacaan Tilawatil Quran oleh ananda Zaza dan Sasa, siswi SMP Lazuardi GCS. Adapun narasumber dalam kegiatan quality time kali ini adalah Ibu Vierra Adella, seorang psikolog yang sudah cukup lama mendampingi Lazuardi dan Ibu Vivi Alatas, seorang ekonomis, penulis buku, dan juga merupakan salah seorang wali murid Lazuardi GCS.

Berikut ini adalah paparan materi talkshow "Strong Parents dan Strong Kids"

Vivi Alatas

Sebagai orangtua, pertama kali yang Beliau lakukan adalah menempatkan dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Selanjutnya barulah menetapkan visi, misi, dan tujuan dalam mengasuh anak. Setiap anak memiliki hidupnya sendiri. Kenali apa yang ingin dicapai oleh anak dan orangtua. Satu tujuan utama yang perlu digaris bawahi adalah kecintaan terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, sesama manusia, ilmu pengetahuan, diri sendiri, kedua orangtua, amal ibadah, dan lingkungan. ke-8 hal ini tercantum dalam buku yang pernah ditulis oleh Ibu Vivi Alatas. ke-8 hal ini bisa dijadikan visi dan misi dalam membentuk pola pengasuhan dan pemilihan institusi pendidikan yang tepat bagi anak.

Cinta tidak mungkin terjadi begitu saja. Orangtua berperan sebagai coach untuk membimbing anak-anak dalam meraih cinta tersebut. Proses pembimbingan itu bisa dilakukan dengan interaksi dan bonding yang berkualitas dengan anak. Bisa melalui obrolan, dan aktivitas sehari-hari. Dengan demikian orangtua dan anak dapat saling berkomunikasi dan berdiskusi dalam menentukan dan menemukan kebaikan bersama bagi anak dan orangtua dan tidak ada yang saling memaksakan kehendak.

Hal yang paling membahagiakan dari perkembangan seorang anak adalah saat sang anak mampu menunjukkan empati terhadap sesama, berhubungan baik dengan sesama manusia, mengenali apa yang dia inginkan, dan mampu memahami bahwa orangtua dan anak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Seorang anak yang mungkin belum memiliki habit yang baik, bisa jadi disebabkan karena ada alasan tersendiri yang berbeda dari setiap anak. Beberapa anak butuh alasan kenapa sebuah hal penting untuk dilakukan sebelum dia melakukan hal tersebut. Ada anak yang tidak mau melakukan karena takut berbuat kesalahan sehingga tidak berani mencoba, ada pula anak yang kurang inisiatif untuk memulai sesuatu, dan ada pula yang tidak ingin diatur karena memiliki keinginan sendiri. Semua penyebab ini perlu kita kenali dan dicarikan solusi yang tepat. Anak perlu kita dorong agar mereka memiliki kemampuan untuk istiqomah, executive skill, dan mandiri karena tidak selamanya orangtua, sebagai coach akan selalu mendampingi anak.

Pada kesimpulannnya, strong parents adalah sosok orangtua yang dengan usahanya bisa mendampingi anak untuk mengenali dirinya, membimbing anak, memberi kasih sayang, memberi arahan, menjelaskan batasan sesuai ajaran agama, dan hadir untuk diri seorang anak, tetapi bukan orang yang menentukan hidupnya.

Vierra Adelia

Visi biasa dibuat oleh pemilik, yaitu keluarga, khususnya orangtua. Apakah orangtua sudah merasa sebagai pemilik atau owner dalam keluarga? Kadangkala, orangtua justru "kalah" dari anak. Adakalanya pelaksanaan visi dan misi ini tidaklah semudah membalik telapak tangan. Perlukah sebuah visi di adjust atau langkahnya yang perlu di adjust

Setiap anak lahir sebagai blending karakter dari kedua orangtuanya. Anak juga ingin menjadi owner dalam rumahnya. Apakah orangtua siap untuk hal ini? Anak berkembang lengkap dengan emosi dan kecerdasan di dalamnya. Dalam masa perkembangan ini, kita mau tidak mau harus memasukkan unsur disiplin. Dalam visi dan misi harus ada tujuan. Apa tujuan orangtua dalam membesarkan anak-anaknya perlu juga diketahui oleh anak. Visi dan misi harus dijalankan dengan konstan, konsisten, dan relevan. Dr Benjamin Carson, seorang ahli bedah yang sudah sering melakukan pemisahan kepala pada kasus kembar siam, menyampaikan bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih penting selain parenting. Jadi tidak ada kata terlambat untuk hal ini karena visi dan misi merupakan arah. Visi dan misi juga merupakan standar keberhasilan orangtua dalam mengasuh anaknya.

Membangun karakter anak adalah hal yang tidak mudah. Jika habit masih merupakan hal yang gampang untuk dibentuk, dengan cara konsisten selama kurang lebih satu tahun, maka tidak demikian dengan karakter. Membangun karakter butuh waktu minimal limabelas tahun. Allah menciptakan manusia dengan sebuah fleksibilitas. Semakin banyak yang dia lihat dan tantangan yang dia hadapi, maka karakter ini akan semakin berkembang. Tugas orangtualah memantau perkembangan ini agar tetap dalam track

Ada 3 karakter baik yang perlu dimiliki oleh seorang anak, yaitu: 

Relasi antar sesama yang lebih baik

Seorang anak perlu dilatih agar memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Daya pikir

Apapun pekerjaannya, selama anak bisa bereksplorasi dengan daya pikirnya dengan baik, maka anak akan bisa berkarya. 

Siap dan mampu menghadapi tantangan

Selain itu, anak perlu siap dan mampu menghadapi tantangan mengingat bahwa kompetisi pada zaman ini sangat kuat, anak harus siap menang ataupun kalah dan menyusun langkah berikutnya dalam menghadapi hal tersebut.

Konsep yang bisa dirangkum adalah keluarga memiliki anggota dengan karakter yang berbeda-beda. Tiap keluarga pastinya punya visi dan misi masing-masing yang berbeda. Tuliskan lima konsep visi dan misi dengan mengajak serta anak-anak. Tulisan tersebut bisa dipajang di ruang keluarga, bahwa keluarga punya satu tujuan yang luhur yang ingin dicapai. Masing-masing anggota keluarga bisa membuat janji dan membiarkan anggota keluarga lain tahu. Jadikan hal itu lebih dari sekedar janji, yaitu ditunjukkan dalam perilaku nyata yang sinkron. 

Kehadiran orangtua secara langsung bagi anak usia pre school mungkin sudah cukup, namun bagi anak dengan usia yang lebih tinggi, kehadiran secara fisik saja tidaklah cukup, namun juga dibutuhkan keterlibatan emosional, kemampuan orangtua dalam membantu memecahkan masalah, dan memberi ruang untuk eksplorasi hingga semua tindakan tersebut bisa membentuk karakter yang baik. 

Ajak dan ajari anak untuk membangun kompetensinya karena anak sudah akan mulai membandingkan dirinya dengan teman-temannya. Dalam hal ini, orangtua tetap perlu mengawasi lingkungan pergaulannya. Ada masanya juga seorang anak mulai membutuhkan privacy. Anak yang tidak memiliki ruang privacy akan menimbulkan rasa insecure pada diri anak tersebut.

Usahakan orangtua tidak membuat persepsi anak seakan terasa ditekan. Caranya adalah dengan mengkomunikasikannya. Kemampuan untuk memahami komunikasi seperti ini baru akan muncul pada usia anak empat tahun. Di bawah usia tersebut, memang butuh kesabaran dari orangtua. 

Komunikasi memegang peranan sangat penting dalam hal ini. Komunikasi yang terhambat antara orangtua dan anak bisa disebabkan oleh sumbatan yang bermula dari perbedaan karakter. Pilihan orang yang akan dijadikan tempat komunikasi bisa muncul karena proses perkembangan anak saat memasuki usia sekolah. Mereka mulai memilih orang yang akan dijadikan tempat berkomunikasi yang sesuai. Untuk itu, orangtua harus tetap mengawasi dan mengenali siapa agents yang telah dipilih anak untuk dijadikan tempat komunikasi selain orangtua agar tetap tepat. Bila agents tersebut adalah guru-guru di sekolah, maka orangtua sangat perlu untuk menjalin kerjasama yang sinergis dengan para guru.

Kehadiran orangtua secara utuh sangat dibutuhkan. Utuh dalam arti bukan hanya secara fisik, tetapi juga dengan nasehat dan penyampaiannya. Itu semua adalah sebuah peta hidup. Orangtua akan sangat ditunggu oleh anak. Kehadirannya dalam mencapai tujuan hidup sangat berperan penting dalam arah hidup seorang anak.

Akhirnya acara quality time kali ini ditutup dengan pembacaan doa oleh Bapak Chairin Syahputra, guru agama SMP Lazuardi GCS agar semua usaha kita sebagai orangtua yang ingin mendampingi anak ke arah yang lebih baik di ridhoi, diberkahi, dipermudah, serta dilancarkan oleh Allah SWT. Semoga kegiatan dan resume ini bisa memberi manfaat dan wawasan bagi kita para orangtua agar tetap terus memperbaiki diri dalam mendidik anak sehingga anak bisa menjadi manusia yang sesungguhnya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment