Friday 11 August 2023

Sebuah Rasa Kecewa (Yang Berusaha Untuk Disimpan)


Kemaren aku mendengar kebohongan.
Orang-orang yang berbohong dan menyebut nama Tuhan untuk menutupi kebohongannya.
Lancang sekali dia membawa-bawa nama Tuhan Yang Maha Suci dalam kepalsuan yang ia ciptakan untuk membela kepentingannya.
Entah siapa membohongi siapa,
Yang jelas, rasanya sakit sekali menjadi orang yang dibohongi.

Dan hari ini aku melihat ketamakan.
Dimakannya segalanya, bahkan yang tak patut ia makan.
Dia halalkan jalan manapun untuk mencapai keinginannya.
Mengorbankan orang yang tak seharusnya jadi korban.
Lalu bersorak-sorai gembira di atas ketamakannya itu.
Dia merasa menang dalam bayangan kesemuan.

Pernah pula aku menyaksikan ketidak acuhan.
Ketidak acuhan terhadap air mata dan penderitaan.
Dipandangnya sekilas orang yang menangis dan mengharap bantuannya itu.
Orang yang tepat berada di sampingnya,
yang bahkan tak perlu ia jangkau dengan tangan untuk meraihnya.
Dalam pikirannya, baiknya berlalu dan memalingkan muka saja.
Karena tak penting sedikitpun, dan tidak pula mendatangkan keuntungan buat dia.

Semua itu benar-benar terlihat memuakkan.
Aku marah menyaksikannya.
Tak habis pikir dan ingin mengumpat.
Tapi apa, lagi-lagi aku hanya diam.
Menjaga ucapan dan tindakanku agar tidak menyakiti orang lain.
Aku pikir, aku terlalu sibuk menimbang rasa orang.
Lalu, siapa yang akan menjaga perasaanku?

No comments:

Post a Comment