Saturday, 16 November 2024

Rumit


Lihatlah!

Kita makin lihai dan pintar dalam berbohong.

Mengatur strategi agar tidak ketahuan.

Makin ahli dalam mencari kesalahan masing-masing.

Mengorek-ngorek borok masa lalu.

Saling serang dan bertahan dengan ego yang kita miliki.

Prasangka buruk bukan lagi barang baru dalam hubungan kita.

Jatuh bukan untuk bangkit, namun untuk jatuh kembali.

Berjalan terseok-seok dan tertatih-tatih.

Mengusap air mata sendiri atau membiarkannya diseka oleh angin.

Ironi, dengan apa yang kita perlihatkan pada dunia.

Mungkin kita bisa disebut dengan makhluk paling munafik di bumi. 

Tidak lelah dalam berpura-pura dan bersilat lidah.

Hasilnya? Tentu seperti biasa.

Tidak ada empati, pengertian, cinta, apalagi kasih sayang yang tercermin dalam sebagian besar ucapan dan tindakan kita.

Dan kita terus berputar-putar dalam lingkaran setan yang memuakkan ini.

Dilema panjang antara mengingat kebaikan yang pernah ada dan membayangkan kecurangan yang mungkin ada.

Apakah kita tidak menemukan jalan kompromi lagi? 

Sebenarnya tidak adakah rasa yang tersisa atau memang kita tidak pernah saling memiliki rasa apa-apa?


Sebuah puisi oleh DYH7

No comments:

Post a Comment